Setiap anak SD yang masuk SMP harus
melalui sebuah tantangan yang disebut sebagai MOS atau Masa Orientasi Siswa,
begitupun dengan anak SMP yang masuk SMA, dan berlanjut dengan Ospek pada saat
masuk kuliah, dari segi bahasa ini adalah hal baik, Orientasi , artinya adalah “peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat,
dsb) yg tepat dan benar” , waw ! ketika saya mendengar kata itu saya langsung
terkesima betapa PENTING nya Orientasi ini.Tetapi ketika saya melihat kondisi
sekarang sepertinya kata Orientasi tersebut disalah artikan oleh para Remaja.
Mari sekilas kita balik ke masa SMP dan SMA, pada saat
SD dimana saya masih menganggap Dunia ini menyenangkan penuh dengan permainan,
saya merasa challenge saya adalah belajar dengan kepala tegak dan bersemangat,
saya belum teracuni oleh kerasnya kehidupan, saya masih memiliki mental Good
Guy , dan melakukan setiap tindakan saya dengan baik dan benar .
Pertama kali saya menjalani MOS, saya pun bertanya-tanya kepada teman,orang tua dan saudara, “Apa sih MOS itu ?” , mereka memberikan jawaban yang sedikit membuat saya gentar, “Pokoknya di MOS itu kamu bakalan di kerjain senior , memang gitu kalo kamu baru masuk SMP baru, pokoknya kamu turutin aj” , dan kepala saya dipenuhi dengan segudang pertanyaan dan ketakutan, mungkin ini menjadi hal memorable tersendiri bagi saya, dulu ketika diberikan informasi bahwa saya harus membawa kaos kaki merah putih, topi yang terbuat dari bola plastik yang dibelah jadi dua, ikat pinggang tali rafia dengan rumbai-rumbai mirip orang papua, ini menjadi hal lucu bagi saya , “hahaha kok begini sih ?” , saya jalankan dengan penuh semangat , “OK ,Challenge Accepted” dalam hati saya, dan mulailah saya mengumpulkan barang-barang aneh permintaan senior itu, saya harus mencari makna dari Kedelai Goreng Segitiga,Buah Teler Pro,Sayuran Polisi dan istilah aneh lainnya, ketika saya tau saya langsung merasa bahwa saya hebat bisa tebak dan langsung infokan pada teman-teman, hari demi hari saya kumpulkan benda dan atribut aneh tersebut, dan tibalah hari pertama MOS yang dinanti, saya merasa bersemangat,gugup, canggung,takut salah bawa,serta ingin tahu sekaligus, yep that’s the fun memories to remember .
Tapi keadaan berubah
seketika ketika saya pertama kali masuk,saya berjalan masuk melintasi pagar
sekolah dan langsung dihampiri senior dan langsung berkata dengan lantang “Hei kamu ! ngapain kamu !” lantas saya jawab dengan lugu “Saya mau ikut MOS kak” , trus kak senior bilang“Lo gak liat gue disini ? gw kakak kelas lo, bilang permisi
dong ! Push up kamu 30x” , mulai saat
itu saya kaget dan ketakutan, bayangan saya bahwa nanti akan seru hilang
menjadi ketakutan terhadap senior kasar,dengan ekspektasi hancur saya pun tetap
jalani 3 hari tersebut, aneh saya merasa ini adalah intimidasi, tidak lama
ketika saya masuk saya melihat dan mendegarkan teman saya yang terlambat,
senior berkata “Wuihhh jagoan... dateng
telat... kenapa kamu telat ??” dan bocah
kecil ingusan yang super duper lugu itu jawab “saya abis nonton Dragon Ball kak” lalu senior depan gerbang marah dan bilang “yaudah ! kamehameha kamu sampe keluar ! !” , bocah lugu itu turutin aj perintah senior,
dia coba ambil gerakan seperti Son GoKu ingin keluarkan jurus pamungkasnya
tersebut “Kamehame...HA ! kamehame...HA” dengan gerakan tanganya, dan dia melakukan
itu selama hampir TIGA JAM sampai senior penjaga gerbang itu pergi karena harus
mengurus hal lain , melihat hal tersebut saya makin ketakutan.Didalam 3 hari
inipun sangat banak intimidasi serta SENIORITAS didalamnya, saya tidak bisa
ceritakan satu per satu, tapi pasti kalian pernah mengalaminya bukan ? dan saat
ini ketika saya kuliah saya pun tersadar, mengapa sistem mendidik senior
seperti itu ?
Tak puas dengan kesimpulan sendiri, saya coba tanyakan kepada OSIS SMA,
para senior kuliah saya, teman-teman saya “ Mengapa kok harus begitu ?” mereka
punya jawaban yang hampir sama semua “yaaa buat ngajarin junior biar
mentalnya kuat...” atau “itu gara-gara senior dulu juga
memperlakukan juniornya begitu, jadi balas dendam dia sama angkatan
selanjutnya” mendengar pernyataan tersebut saya bilang What the F**K
is wrong with this country ! com’on dude ! ngajarin mental dengan marah - marah
? di perbudak ? harus seperti itukah ? , dan yang paling non-sense adalah BALAS
DENDAM , what the ? mereka mengubur kata “ORIENTASI” itu
dalam-dalam dibawah tanah, kenapa pendidikan yang seharusnya penuh dengan
keakraban manjadi ajang balas dendam, saya sama sekali tidak puas dengan
jawaban mereka, saya mulai mempelajari tentang pikiran manusia, saya pelajari
NLP (Neuro Lingustic Program) saya coba pelajari tentang alam bawah sadar
manusia, dan saya mulai bertanya terhadap negara ini , bukan saya membenci
Indonesia, saya sangat bangga menjadi bagian dari Tanah Air ini ,tetapi dalam
beberapa sisi saya kecewa, saya melihat kualitas pelajar di indonesia sangat
minim, saya melihat tauran antar pelajar makin meraja lela, narkoba, free sex ,
apakah pelajarnya yang salah? , mereka pada awalnya sangat bersemangat mengeyam
pendidikan, sama seperti saya SD dahulu, lalu siapa yang harus disalahkan ?
kesimpulan saya bukan mereka yang salah, tetapi SISTEMNYA yang salah.
“Big things, have small beginnings”
Aneh mungkin saya hubungkan bobroknya sistem pendidikan di Indonesia yang sangat minim menghasilkan pemuda berkualitas dengan MOS pada remaja, MOS hanyalah hal kecil yang tidak harus terlalu dipikirkan, hanya 3 hari dan selesai, lihat quote saya diatas, hal besar punya awal yang kecil, MOS punya makna yang baik didalamnya, tetapi penerapan MOS inilah yang disalah gunakan, berkaitan dengan pikiran manusia yang selalu mengingat emosi, coba kamu ingat-ingat kembali pas jalan-jalan kedufan, apa yang kamu ingat ? senangnya bukan, betapa serunya halilintar, dan wahana didalamnya, tapi kamu pasti lupa betapa cape dan macetnya kamu pergi kesana, batapa panjang antrian masuk dufan atau masuk satu wahana, kenapa dilupakan oleh otak ? karena otak cenderung hanya mengingat sesuatu yang meiliki keterkaitan EMOSIAONAL saja, dan ini akan membentuk kepribadian dan sifat, setidaknya begitulah yang saya pelajari terhadap sistem manusia berfikir dalam NLP, yang diingat dan sudah menjadi tradisi adalah MOS adalah ajang senior nge bully junior, jadi tidak ada sisi positif yang didapat, serta menjadi awal yang buruk bagi pelajar yang mau memulai sekolah dengan intimidasi, itu akan menjadi habit seorang senior dan akan berubah jadi sifat yang akan menentukan arah dari pendidikan seorang pelajar itu sendiri, cenderung KERAS bukan memikirkan prestasi. Inilah menjadi penyebab utama para pelajar menjadi taruhan serta SENIORITAS berlebihan pada sekolah-sekolah
“Big things, have small beginnings”
Aneh mungkin saya hubungkan bobroknya sistem pendidikan di Indonesia yang sangat minim menghasilkan pemuda berkualitas dengan MOS pada remaja, MOS hanyalah hal kecil yang tidak harus terlalu dipikirkan, hanya 3 hari dan selesai, lihat quote saya diatas, hal besar punya awal yang kecil, MOS punya makna yang baik didalamnya, tetapi penerapan MOS inilah yang disalah gunakan, berkaitan dengan pikiran manusia yang selalu mengingat emosi, coba kamu ingat-ingat kembali pas jalan-jalan kedufan, apa yang kamu ingat ? senangnya bukan, betapa serunya halilintar, dan wahana didalamnya, tapi kamu pasti lupa betapa cape dan macetnya kamu pergi kesana, batapa panjang antrian masuk dufan atau masuk satu wahana, kenapa dilupakan oleh otak ? karena otak cenderung hanya mengingat sesuatu yang meiliki keterkaitan EMOSIAONAL saja, dan ini akan membentuk kepribadian dan sifat, setidaknya begitulah yang saya pelajari terhadap sistem manusia berfikir dalam NLP, yang diingat dan sudah menjadi tradisi adalah MOS adalah ajang senior nge bully junior, jadi tidak ada sisi positif yang didapat, serta menjadi awal yang buruk bagi pelajar yang mau memulai sekolah dengan intimidasi, itu akan menjadi habit seorang senior dan akan berubah jadi sifat yang akan menentukan arah dari pendidikan seorang pelajar itu sendiri, cenderung KERAS bukan memikirkan prestasi. Inilah menjadi penyebab utama para pelajar menjadi taruhan serta SENIORITAS berlebihan pada sekolah-sekolah
Cukup saya membayangkan indonesia jika
tradisi ini terus dilanjutkan, ahhh... coba bayangkan dari mana istilah dan 2
peraturan ini :
1.Senior selalu benar
2. Kalau senior salah, lihat peraturan nomor 1
saya baca historis ternyata ini adalah peraturan belanda, dimana pada masa penjajahan atruran ini diterapkan untuk kerja rodi, dan mengapa peraturan ini sampei menurun ke anak muda ? STOP senioritas dan kekerasan pada MOS, hilangkan ketakutan pada pelajar baru, berikan mereka hal yang lebih baik, tidak harus dengan kekerasan ! coba seandainya MOS jadi ajang buat happy bareng saling sharing antara senior dan junior , games-games mendidik dan melatih kempemimpinan, junior menghormati senior, senior menyayangi junior... mengapa tidak demikian ? apakah ini sudah jadi tradisi pendidikan, apakah rasa takut dan marah yang harus didapatkan ketika MOS,bukankan itu menjadikan permusuhan baru antar senior-junior, mari kita lihat fakta para pelajar di Negeri ini, meskipun tidak semua, tetapi pelajar masih terlalu lugu untuk mengerti apa itu senioritas, senioritas bukan berarti setiap junior harus menjilati setiap inci kaki mereka,menuruti setiap perintah aneh dan tolol mereka, tatepi tugas dari seorang senior adalah melindungi dan memberikan kontribusi kepada para junior, karena mereka belum tahu apa-apa peran senior lah yang banyak memberi tahukan, para junior juga akan mencontoh para senior, jadi ...
STOP KEKERASAN TERHADAP JUNIOR,
STOP SENIORITAS BERLEBIHAN
1.Senior selalu benar
2. Kalau senior salah, lihat peraturan nomor 1
saya baca historis ternyata ini adalah peraturan belanda, dimana pada masa penjajahan atruran ini diterapkan untuk kerja rodi, dan mengapa peraturan ini sampei menurun ke anak muda ? STOP senioritas dan kekerasan pada MOS, hilangkan ketakutan pada pelajar baru, berikan mereka hal yang lebih baik, tidak harus dengan kekerasan ! coba seandainya MOS jadi ajang buat happy bareng saling sharing antara senior dan junior , games-games mendidik dan melatih kempemimpinan, junior menghormati senior, senior menyayangi junior... mengapa tidak demikian ? apakah ini sudah jadi tradisi pendidikan, apakah rasa takut dan marah yang harus didapatkan ketika MOS,bukankan itu menjadikan permusuhan baru antar senior-junior, mari kita lihat fakta para pelajar di Negeri ini, meskipun tidak semua, tetapi pelajar masih terlalu lugu untuk mengerti apa itu senioritas, senioritas bukan berarti setiap junior harus menjilati setiap inci kaki mereka,menuruti setiap perintah aneh dan tolol mereka, tatepi tugas dari seorang senior adalah melindungi dan memberikan kontribusi kepada para junior, karena mereka belum tahu apa-apa peran senior lah yang banyak memberi tahukan, para junior juga akan mencontoh para senior, jadi ...
STOP KEKERASAN TERHADAP JUNIOR,
STOP SENIORITAS BERLEBIHAN
Mari majukan bangsa ini dengan sistem pendidikan yang benar, jangan
salah artikan senioritas, saya tidak beranggapan kalau MOS itu tidak baik, MOS
pada dasarnya adalah hal baik untuk mempererat hubungan antara Senior-Junior
memperkenalkan sekolah beserta guru-gurunya, mari kita perbaiki tradisi yang
rusak ini, jika tidak bisa maka lebih baik ...
HENTIKAN MOS
Jika sudah melenceng dari jalurnya
Saya peduli terhadap bangsa ini , saya peduli terhadap pendidikan, saya prihatin dengan para Junior yang di intimidasi seniornya, saya ingin merubah kebiasaan buruk dan bodoh serta merusak moral ini, tolong share artikel ini kepada teman-teman agan, dan buktikan bahwa agan juga PEDULI ...
HENTIKAN MOS
Jika sudah melenceng dari jalurnya
Saya peduli terhadap bangsa ini , saya peduli terhadap pendidikan, saya prihatin dengan para Junior yang di intimidasi seniornya, saya ingin merubah kebiasaan buruk dan bodoh serta merusak moral ini, tolong share artikel ini kepada teman-teman agan, dan buktikan bahwa agan juga PEDULI ...
1 komentar:
DAMN RIGHT!!
Posting Komentar